VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Standar

BAB  IV

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Tujuan Umum:

Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang Validitas dan Reliabilitas.

Tujuan Khusus:

  1. Agar mahasiswa dapat arti dan jenis dari validitas.
  2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan kegunaan validitas.
  3. Agar mahasiswa dapat menghitung validitas instrumen.
  4. Agar mahasiswa dapat arti dan jenis dari reliabilitas.
  5. Agar mahasiswa dapat menjelaskan kegunaan reliabilitas.
  6. Agar mahasiswa dapat menghitung reliabilitas instrumen.

BAB  III

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

 

  1. A.      Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul‑betul mengukur apa yang seharusnya di­ukur. Sebagai contoh,  ingin mengukur kemampuan siswa da­lam matematika. Kemudian diberikan soal dengan kalimat yang pan­jang dan yang berbelit‑belit sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhimya siswa tidak dapat menjawab, akibat tidak memahami per­tanyaannya. Contoh lain, peneliti ingin mengukur kemampuan berbi­cara, tapi ditanya mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau sajak. Pengukur tersebut tidak tepat (valid). Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan pe­nelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.

Contoh variabel prestasi belajar dan motivasi bisa diukur oleh tes ataupun oleh kuesioner. Caranya juga bisa berbeda, tes bisa dilak­sanakan secara tertulis atau bisa secara lisan. Ada tiga jenis validitas yang sering digunakan dalam penyusunan instrumen, yakni validitas isi, validitas bangun pengertian dan validitas ramalan.

Read the rest of this entry

Panduan Analisis Butir Soal

Standar

I. PENDAHULUAN

 

 

A.   Pengertian

Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Nitko, 1996: 308). Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu, tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan (Aiken, 1994: 63). Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya di antaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru.

Read the rest of this entry

Akhlaq Seorang Majikan Kepada Karyawan

Standar

SERTIKFIKASI 1

“ AKHLAQ SEORANG MAJIKAN TERHADAP KARYAWAN ”

Dosen Pengampu : Fadhlun Amin

 

 

 

 

 

Nama Anggota :

                                                         1.  Achmad Gozali (09001061)

                                                         2.  Andi Irfhana Ardhi (09001037)

                                                         3.  Agung Gunawan (09001060)

                      4.  Fajar Miftahurrahman (09001002)

                                                         5.   Imam Zaki Sugiharto (09001066)

 

 

 

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PORGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2010

 

  1. A.    Filsafat Akhlak

Akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lehir secara spontan tanpa sempat menghitung untung rugi. Batin manusia adalah jiwanya, atau nafsu nya. Berbeda dengan Psikologi yang membahas perbuatan sebagai gejala dari jiwa, nafsu dibahas dalam sejarah keilmuan Islam dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan, sehingga kualitas jiwa nampak tingkatannya pada istilah nafs zakiyyah, nafs lawwamah, nafs musawwilah dan nafs muthma’innah. Tasauf yang sangat kental bahasannya tentang hubungan jiwa dengan Tuhan sebenarnya merupakan filsafat akhlak Islam. Sebagaimana kajian filsafat itu sangat luas “tak berbatas” demikian juga agama Islam bisa dikaji dengan pendekatan filsafat. Yang membedakannya ialah, jika failasuf berfikir tanpa batasan selain batasan akal, sedangkan bagi seorang muslim, semua perspektip dipagari oleh frame wahyu, yakni Al Qur’an.

Read the rest of this entry

Bimbingan Kelompok

Standar

TEKNIK BIMBINGAN

“Bimbingan Kelompok”

Dosen Pengampu : Dody Hartanto S.Pdi

Disusun Oleh :

  1. Andi Irfhana Ardhi ( 09001037)
  2. Jaka Rinjaya (09001038)

 

 

 

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2010

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan sekitarnya. Dalam rangka mengetahui gejala dilingkungannya ini menuntut manusia untuk berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, seseorang akan terisolasi jika tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain. Akibat keterisolasian ini dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks. Siswa merupakan bagian dari masyarakat dituntut dapat berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan dimana siswa berinteraksi. Lingkungan yang dimaksud adalah sekolah. Karena hampir sebagian waktu siswa, banyak digunakan untuk berinteraksi di sekolah. Tugas siswa di sekolah yaitu belajar, dengan belajar siswa akan memperoleh perubahan yang positif dan dapat berkembang secara optimal serta siap melaksanakan peranannya dimasa yang akan datang.

Read the rest of this entry

Konseling Individu

Standar

TEKNIK BIMBINGAN

“Konseling Individual”

Dosen Pengampu : Dody Hartanto S.Pdi

                                                                                                            Disusun Oleh Kelompok 13:

  1.                                                                                     Fajar Miftahurrahman ( 09001002)
  2.                                                                                      Beni Wijaya (09001033)

 

 

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2010

PENDAHULUAN

 

A.Latar Belakang

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (konseli) dan proses pemberdayaan diri bukan proses ketergantungan dengan psikolog yang bertujuan untuk dapat merubah perilaku konseli serta terbebas dari masalah yang sedang dihadapinya (Prayitno dan Amti,1999:106).

Read the rest of this entry

Keefektifan layanan Bimbingan Kelompok

Standar

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

B. Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan kelompok

Kegiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika di

dalamnya terdapat dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan

media efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek

positif ketika mengadakan komunikasi antarpribadi dengan orang lain.

Read the rest of this entry

Peer Counseling

Standar

 

TUGAS MAKALAH TEKNIK BIMBINGAN

 

“ PEER COUNSELING “

 

 

 

 

Di susun oleh  :

 

1.Nova Irawan                                      (09001005)

2.Muh Rosyid Ridho A                         (09001006)

Kelas : BK (A)

 

 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2010

KATA PENGANTAR

 

Bismillahiirohmanirrohim

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan berkat dan rahmat nya serta petunjuk nya sehingga dapat terselesaikanya tugas makalah Teknik bimbingan dengan judul “ peer counseling “ (bimbingan antar teman sebaya/rekan)

 

Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok teknik bimbingan yang di ampu oleh

Dody Hartanto  selaku dosen pembimbing , jurusan bimbingan & konseling fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Ahmad Dahlan

 

Semoga amal baik yang telah di berikan kepada kami mendapat imbalan karunia yang sepadan dari Allah SWT . segalanya yang ada di dunia ini tidak ada yang sempurna,begitu juga makalah ini,oleh karena itu saran dan tegur sapa dari pembaca sangat kami harapkan.

 

Akhirnya semoga karya kecil ini ada manfaat nya bagi pecinta ilmu pengetahuan. Amin

 

Yogyakata, Maret 2010

 

 

 

Penyusun

                   Daftar isi

Pendahuluan

  1. Latar belakang masalah……………………………………………………..1
  2. Rumusan masalah……………………………………………………………..4
  3. Tujuan penulisan………………………………………………………………4

 

Pembahasan

  1. Kajian teoritis

1.       Pengertian dari Peer Counseling ………………………………5

  1.                                                 2.       Mengapa Harus Pembimbing Sebaya………………………..6

3.         Peran dan fungsi dari Peer Counseling………………………7

4.       Kriteria untuk dapat memenuhi sebagai pembimbing sebaya ………………………………………………………8  

5.         Cara Menjadi Pembimbing Sebaya…………………………………8

6.       Hasil temuan…………………………………………………………..9

`                  A.       Dasar-dasar Keterampilan Komunikasi

yang Perlu dilatihkan pada ”Peer Counselor”…………….9

B.        Hasil-hasil Riset tentang efektivitas

Peer Counseling…………………………………………………….10

 

Penutup

                        Kesimpulan…………………………………………………………………….11

                        Daftar pustaka…………………………………………………………………12

                   “peer counseling”

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah

 

Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di sekolah bertujuan agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan :
1. Menemukan pribadi, maksudnya adalah agar siswa mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan lebihlanjut
2. Mengenal lingkungan, maksudnya adalah agar siswa mengenal secara obyektif lingkungan sosial dan ekonomi lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik dan menerima semua kondisi lingkungan itu (lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat) secara positif dan dinamis pula.
3. Merencanakan masa depan, maksudnya adalah agar siswa mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depannya sendiri, baik yang menyangkut pendidikan, karir dan keluarga.

Read the rest of this entry

Modul Kesehatan Mental

Standar

 

 

 

 

 

Dra. Alif Mu’arifah, S.Psi, M.Si

 

 


 

  1. PETUNJUK MEMPELAJARI MODUL

Kesehatan mental merupakan suatu disiplin ilmu yang tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan berbagai disiplin ilmu lain. Berbagai disiplin ilmu yang dapat dikaitkanh dengan kesehatan mental antara lain adalah ilmu psikologi, biologi, sosiologi, antropologi, ilmu pendidikan, ilmu filsafat, dan ilmu agama.

Modul ini berisi materi singkat perkuliahan kesehatan mental yang dapat dipakai mahasiswa sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan keilmuan yang terkait dengan kesehatan mental. Apa yang dipaparkan dalam modul ini tidak menjelaskan  secara detail isi materi perkuliahan, melainkan garis besar dan beberapa penjelasan singkat yang dapat dipakai sebagai gambaran sederhana yang pengembangannya dapat dilakukan dengan mencari berbagai sumber lain yang relevan. Melakukan diskusi, study kasus, membaca literatur yang terkait, menganalisis journal serta mengadakan penelitian.

Modul kesehatan mental ini merupakan salah satu buku pedoman serta dapat dipakai sebagai pegangan dalam belajar. Sehingga jika mahasiswa ingin megetahui lebih mendalam maka perlu mendengarkan perkuliahan dengan seksama, mempelajari berbagai bidang ilmu yang terkait dengan kesehatan mental, mengerjakan tugas yang dianjurkan oleh dosen serta hal lain yang mendukung kemajuan belajar.

Modul ini ditulis dengan sangat sederhana, masih banyak kekurangan disana-sini. Berbagai masukan  positif yang dapat meningkatkan kualitas sangat diharapkan.

 

  1. TUJUAN MEMPELAJARI MODUL

Setelah membaca dan memahami modul ini, diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan yang terkait dengan kesehatan mental, memahami berbagai permasalahan dalam kesehatan mental serta dapat menerapkan dalam kehidupannya sebagai langkah preventive  sehingga terhindar dari berbagai gangguan yang terkait dengan kesehatan mental.

  1. INDIKATOR KOMPETENSI

Setelah mempelajari modul kesehatan mental ini diharapkan mahasiswa memiliki wawasan yang luas, pengetahuan yang mendalam, memiliki ketrampilan dalam mengatur diri sehingga secara preventive mampu melakukan pencegahan agar tidak muncul gangguan atau penyakit mental

Read the rest of this entry

kesehatan Mental

Standar

KESEHATAN MENTAL

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tujuan :

n  Paham tentang sejarah dan konsep dasar tentang ilmu kesehatan mental

n  Paham tentang konsep teoritik tentang kesehatan mental dari berbagai pendekatan

n  Paham tentang konsep abnormalitas dari berbagai perspektif

n  Paham dinamika kepribadian dalam pembentukan perilaku coping.

n  Paham tentang ruang lingkup bahasan dan intervensinya.

n  Kriteria yg dipakai sbg pedoman kesehatan mental

 

Silabus:

 

n  Pengertian, konsep dan ruang lingkup KM

n  Sejarah perkembangan

n  Pandangan teoretis KM

n  Hal-hal yang mempengaruhi kesehatan mental

n  Ciri-ciri individu yang sehat mental

n  Macam-macam gangguan kesehatan mental.

n  Penyesuaian pribadi dan problem solving

n  Islam dan kesehatan mental

n  Beberapa model penanganan kesmen.

 

 
Referensi:

n  Calhoun, J.F & Acocella, J.R. (1990), Psychology of Adjustmen and Human Relationship (3rd ed), Mc-Graw-Hill Publishing Co, NY.

n  Herrman, H., et al. (2005) , Promoting Mental Health: Concepts, Emerging Evidence,  Practice,   A Report of the WHO, Geneve

n  Kartono, Kartini (2000), Hygiene Mental, Penerbit Mandar Maju, Bandung

n  Korchin, S, (1976), Modern Clinical Psychology: Principles of Intervention in The Clinic and Community, Basic Books, Inc.,  New York

n  Lazarus, R.S. (1976),  Patterns of Adjustment (3rd ed), Mc-Graw-Hill Kogakusha, LTD, Tokyo.

n  Schultz, D. (1991), Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat, Penerbit Kanisius.

n  Semiun, Y., (2006), Kesehatan Mental jilid 1& 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

n  Bastaman, H.D. (2003), Buku Kenangan Kongres 1 Asosiasi Psikologi Islami. UMS, Surakarta

Kontrak belajar

n  Kuliah dimulai pukul..

n  Toleransi keterlambatan 15 menit?

n  HP off/silent

n  Komunikadsi non-violence

Penilaian:

10 % Presensi & aktivitas à home assignment

30 % ujian mid semester

35 % ujian akhir semester

25 % tugas /kuis

Bentuk tugas :

1. Tugas kelompok dipresentasikan di kelas :

a. Kelompok terdiri dari 7 orang.

b. Tiap kelompok menentukan objek  perilaku yg akan          diamati/topik   Topik à konsep teoritikà aspek à gejala          perilaku amatan (indikator)

Guide interview & observasi disusun berdasarkan indikator tsb.

c. Tiap anggota kelompok menentukan setting/ siapa yang    akan diamati/diwawancara

d. Tiap kelompok membuat ringkasan hasil situsi lapangan para anggotanya dan mempresentasikan di kelas.

2. Tugas individual: hasil studi lapangan disusun dalam bentuk laporan yg harus dikempulkan bersamaan dengan ujian akhir semester.

Syarat tugas : semua konsep, aspek & indikator perilaku yang diamati ditentukan berdasarkan buku acuan (bebas: misalnya DSM IV, PPDGJ, buku teks lain), dan didukung oleh satu jurnal dengan topik yang sama.

Pertemuan 1 : Pengantar, kontrak belajar Pengertian, konsep dan ruang lingkup KM

Tujuan

Mahasiswa paham tentang

Sejarah Gerakan Kesehatan Mental

Batasan Ilmu Kesehatan Mental

Ruang lingkup Kesehatan Mental

 

 

 

 

 

 

 

Sejarah: Pandangan tentang ‘mental illness (ikhtisar)

  1. Gangguan setan. Pada awalnya gangguan mental dianggap berasal dari kerasukan setan à pendekatan supra-natural
  2. Medical model/somatogenesis : dianggap sebagai gangguan fisik yang berasal dari faktor biologis atau medis. Pandangan ini masih banyak diyakini hingga sekarang dan dalam kasus tertentu memang valid. à mengawali perlakuan yang lebih manusiawi untuk penyandang gangguan mental.
  3. Psychogenesis: gangguan mental disebabkan faktor psikologis.

a. Perspektif Psikodinamik – cara pandang menurut aliran Freudian bahwa gangguan mental berpangkal dari dorongan atau impuls-impuls yang tidak disadari. Gejala tdk ditunjukkan secara detail dalam bentuk gangguan yg spesifik, namun dipandang sbg refleksi konflik yang melatarbelakanginya atau reaksi mal-adaptif thd masalah dlm hidup, atau berdasarkan perbedaan antara  neurosis and psychosis (secdra garis besar , anxiety/depression merupakan gangguan yg masih berkaitan dengan realitas, sedangkan  halusinasi/delusi tidak berhubungan dengan realitas).

b. Behavioral Perspective – perilku abnormal merupakan hasil belajar sebagaimana perilaku normal. Individu merupakan produk dari lingkungan. Melalui modeling dan berbagai faktor sosial budaya maka individu belajar untuk berperilaku dengan cara yang tidak adaptif

c. Mental hygiene and child guidance movement  dan interdisiplinary approach à Meyer , Healy and Fernald à mengembangkan peran Pekerja sosial psikiatrik à mendorong pemeliharan kesmen bersama-sama utk penyembuhan penyakit mental.

Misal: Depresi à konflik psikologis (Freud), diintegrasikan dengan pendekatan edukasi, medis dan religius, dsb.  à biopsikososial

Model holistik: konsep kesehatan mental dibangun berdasarkan integrasi dari berbagai aspek pengetahuan : antropologi, sosiologi, pendidikan, psikologi, agama, kedokteran,

 

 

 

 

 

 

Pengertian

n  Berasal dari istilah àMental hygiene Ilmu kesehatan mental : ilmu yg memperhatikan  perawatan mental/jiwa à objek kajian à kondisi mental manusia dengan memandang manusia sbg totalitas psikofisik yg kompleks.

n  Schneiders: ilmu kesehatan mental adalahà ilmu yg mengembangkan & menerapkan seperangkat prinsip yg praktis dan bertujuan utk mencapai & memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan penyesuaian diri.

n  Klein: ilmu yg bertujuan untuk mencegah penyakit mental dan meningkatkan kesehatan mental.

n  Thorpe: suatu tahap psikologi yg bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesehatan mental.

n  Ilmu Kesehatan mental à lebih bersifat preventif & memiliki tujuan utk mencegah ketidakmampuan penyesuaian diri serta peningkatan kesehatan mental.

n  Objek kajian utama : kondisi mental manusia

 

 

 

 

Konsep Sehat

n  WHO mendefinisikan sehat sebagai sebuah kondisi yang lengkap yaitu sejahtera (well-being) dari segi fisik, mental dan sosial dan tidak hanya terbebas dari gejala atau penyakit.

n  Dadang Hawari à 1984 à WHO menambahkan aspek spititual sbg kriteria sehat, shg Sehat berarti meliputi kondisi sejahtera pada (1) aspek Fisik/ jasmani/biologis (2) aspek kejiwaan/psikologis/ (3) aspek sosial (4) aspek spiritual (rohani/agama).

n  Batasan tsb à meningkatkan keterikatan antara konsep ‘sehat’ dengan ‘kesehatan mental’

 

 

Kesehatan mental (Batasan)1

… a state of well-being in which the individual realizes his or her own abilities, can cope  with the normal stresses of life, can work productively and fruitfully, and is able to make a contribution to his or her community (WHO, 2001d, p.1)

WHO: kesehatan mental suatu kondisi ‘sejahtera’ dimana individu dapat merealisasikan kecakapannya, dapat melakukan coping thd tekanan hidup yg normal, bekerja dengan produktif dan memiliki kontribusi dalam kehidupan di komunitasnya.

 

Jahoda (Ihrom, 2008), batasan lebih luas àKesehatan mental mencakup :

(a) sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri dengan baik.

(b) pertumbuhan dan perkembangan serta perwujudan diri   yang baik.

(c) keseimbangan mental, kesatuan pandangan dan   ketahanan terhadap segala tekanan.

(d) otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan-kelakuan bebas.

(e) persepsi mengenai realitas, terbebas dari penyimpangan   kebutuhan serta memiliki empati dan kepekaan sosial

(f) kemampuan menguasai dan berintegrasi dengan   lingkungan.

 

Assagioli, (Ihrom, 2008) mendifinisikan, kesehatan mental adalah terwujudnya integritas kepribadian, keselarasan dengan jati diri, pertumbuhan ke arah realisasi diri, dan ke arah hubungan yang sehat dengan orang lain.

Shg Kesehatan mental merupakan kondisi:

  • Tingkat ‘kesejahteraan mental’ à dimana individu dpt berfungsi secara adekuat à dpt menikmati hidupnya secara seimbang  dan mampu menyesuaikan diri  thd tantangan hidup dan mampu berkontribusi pada kehidupan sosial à budaya & agama memiliki peran dalam memberi batasan sehat/dtk sehat.
  • Dalam pengertian yg lebih ‘positif ‘ tsb à kesehatan mental merupakan fondasi dari tercapainya kesejahteraan (well-being) individu dan fungsi yg efektif dalam komunitasnya.

 

Perilaku sehat –  Kesehatan mental

n  Peran perilaku sehat à thd status kesehatan secara umum. Gejala yg tdk terlihat jelas spt : gangguan pembuluh darah (cardiovascular) dan kanker à berkaitan dng konsumsi alkohol, rokok, diet yg buruk, gaya hidup kurang aktif.

n  Perilaku sehat juga menentukan meluasnya gejala yg dapat dikenali seprti AIDS, melalui seks tak aman dan pemakaian jarum suntik bergantian.

n  Perilaku sehat individu sangat tergantung pada kesehatan mental  misal: gangguan mental atau kondisi stres akan mempengaruhi prilaku sehatnya (WHO, 2005).

n  Depresi dan rendahnya Self Esteem di kalangan pemuda berkaitan dng perilaku merokok, gangguan makan, mabuk-mabukan dan perilaku seks tdk aman à menempatkan pemuda pd resiko tinggi terkena berbagai penyakit à misal STD/IMS. (Patton et al.,; Ranrakha et al.,dalam WHO, 2005)

n  Sementara depresi juga berkaitan dengan isolasi soaial, alkohol, penyalahgunaan obat bius dan merokok

Kriteria Kesehatan Mental

Menurut Schneiders (dalam Semiun, 2006):

Efisiensi mental à orang yang mengalami berbagai bentuk gangguan mental tdk dapat menunjukkan efisiensi dalam hidupnya.

Pengendalian dan integrasi antara pikiran & perilaku. Tidak adanya faktor tsb à obsesi, fobia, integritas pribadi yg kurang à psikopat, mental patologis lain.

Integrasi motif-motif serta pengendalian konflik & frustrasi. Integrasi yg efektif à mengatasi konflik berat akibat motif-motif yg saling berlawanan.

Perasaan & emosi yg positif & sehat

Ketenangan & kedamaian pikiran à keharmonisan emosi, perasaan positif, pengendalian perilaku & pikiran, integrasi motif-motif à ketenangan pikiran.

Sikap yang sehat à jauh dr pesimisme, sinisme, putus asa,

Konsep diri (self concept) yang sehat à konsep diri positif à hubungan yg realistis dengan kenyataan.  Sebaliknya Rasa tdk percaya diri, tdk aman, tdk berharga à mengganggu hubungan natara  diri dng kenyataan à konsep diri yg negatif.

Identitas ego yang adekuat. Apabila identitas ego tumbuh menjadi stabil & otonom à individu mampu berperilaku konsisten dlm lingkungannya.

Hubungan yang adekuat dengan kenyataan:

(a) orientasi : sikap seseorang thd kenyataan àmasa lalu?

(b) kontak : cara bagaimna dan sejauhmana orang     menerima/menolak/ melarikan diri dari kenyataan à             bertumpu pd khayalan?

Bagaimana mengenalinya?

n  Kesehatan mental merupakan kondisi yang bersifat kontinum, dimana setiap kondisi kesehatan mental individu memiliki berbagai nilai yang berbeda-beda à sulit untuk dikenali kecuali menunjukkan ‘gejala’ yang menonjol.

 

PANDANGAN TENTANG MANUSIA

n  Pandangan Kebebasan Vs Ketidakbebasan

n  Rasionalitas Vs Irrasionalitas

Hollisme Vs Elemantalisme

Konstitusionalisme Vs Environmentalisme

n  Berubah Vs Tak berubah

n  Subyektif Vs Obyektif

 

GANGGUAN MENTAL

n  KECEMASAN

n  STRESS

n  KESEPIAN

n  KEBOSANAN

n  FRUSTRASI

n  DEPRESSI

n  PERILAKU MENYIMPANG

 

KESEIMBANGAN MENTAL

Tiga kehidupan besar dalam kehidupan modern:

¨  Meningkatnya Pengetahuan Semakin tingginya pengharapan

¨  Bertambahnya Kebebasan.

Beberapa factor yang mempengaruhi kesehatan dan perilaku sehat: Human Biology, Organization of medical care, Lifestyles, Environment

 

DASAR PENGEMBANGAN KESEHATAN MENTAL

SITUASI

NILAI

ASPEK PSIKOLOGIS

MOTIVASI

KONFLIK

KECEMASAN

PEMBELAAN DIRI

TEORI TENTANG KESEHATAN MENTAL

n  FREUD

n  CG.JUNG

n  ADHLER

n  BEHAVIORISTIK

n  HUMANISTIK

KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT BEBERAPA TEORI

  • ALLPORT
  • CARL ROGERS
  • ERIC FROMM
  • MASLOW